<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Monday, June 26, 2006

Saya Ingin...

Maksud hati ingin ikut lomba menulis di blog seperti ajakan hiking, tapi kesibukan sudah menunda semuanya. Namun, sejak ada ajakan itu sampai hari ini, banyak sekali pengalaman hidup yang meski kecil, tapi sudah membuat saya lebih kaya secara moril. Dan bila pengalaman-pengalaman itu dipadukan dengan apa yang saya yakini tentang hidup, hasilnya berupa harapan sederhana seperti ini:

Saya ingin bangun setiap pagi dengan hati gembira. Harapan yang sederhana, meski terkadang terasa berat. Apalagi bila ada pekerjaan menumpuk dengan tengat waktu yang semakin mendesak. Ditambah bila ada permintaan bantuan yang datang mendadak. Ditambah bila hari-hari hanya dihiasi air hujan dan udara beku, tanpa secuil pun kedipan matahari. Ditambah bila suasana di rumah sedang suram karena teman-teman bertengkar. Semuanya bisa membuat bunyi siulan burung di pagi hari seperti suara godam.

Tapi, alhamdulillah, dalam tiga minggu terakhir, keinginan untuk bangun pagi dengan hati gembira bisa terwujud setiap hari. Sebabnya mungkin karena saya sekarang terbiasa untuk hanya mengingat hal-hal yang baik dan indah. Hal-hal yang kurang menyenangkan lebih banyak dibuang. Bila ada pengalaman buruk, saya sudah bisa menemukan kunci untuk memutarnya kembali ke pengalaman yang menyenangkan.

Kunci-kunci yang sudah memampukan saya itu ternyata adalah kemauan untuk memaafkan dan minta maaf. Juga kunci yang mengingatkan untuk lebih banyak membantu orang dibandingkan mengharapkan terlalu banyak dari orang lain. Kunci-kunci itu juga saya temukan dari hasil bercermin dari dua sahabat saya yang baru-baru ini bertengkar luar biasa hebat. Bercermin bahwa kesabaran, berbicara halus dan tenang, serta berpikir rasional lebih menyenangkan dibandingkan perilaku sebaliknya.

Dan bila dunia begitu kompak dalam menutup semua pintu untuk saya di suatu hari, adalah saya yang harus berani berinisiatif mengetuk atau menemukan kuncinya. Salah satu caranya adalah dengan memulai hari dengan suatu rencana. Setiap bangun pagi, saya ingin memiliki semangat untuk melakukan sesuatu, tidak bangun dengan pikiran kosong. Adanya rencana di awal hari menjadikan hidup tidak mudah kosong, tidak pula membosankan. Bilapun rencana itu merupakan suatu rutinitas, saya percaya bahwa ada lebih dari 1 jenis rutinitas dalam sehari yang bisa dilakukan dengan bergiliran, bercampur, dan tetap menyenangkan. Tentu setiap rencana akan membutuhkan usaha karena hidup adalah berusaha.

Berusaha dan bekerja keras rasanya sudah menjadi garis tangan saya. Suatu anugrah yang patut disyurkuri. Saya memang tidak ingin menang lotere yang bisa membuat saya kaya mendadak, karena saya merasa bahwa kesenangan biasanya membawa tantangan yang lebih berat. Sebaliknya, saya sering merasa lega dan berharga bila saya harus berusaha keras untuk bisa mendapatkan yang sedikit, karena saya tahu bahwa apa yang saya usahakan tidaklah sia-sia. Pengalaman dan usaha untuk mencapai suatu cita-cita, keinginan dan harapan rasanya sama berharganya dengan pencapaian.

Bila sudah bekerja keras, tentu saya ingin bisa menikmati hidup dari sisi yang lain. Sisi bermain, sisi yang berisi keriangan. Alhamdulillah, saya bukanlah orang yang terlalu sulit untuk bisa terhibur. Saya masih bisa tertawa untuk gurauan konyol sekalipun. Saya mudah rileks hanya dengan menonton tv atau mendengarkan lagu. Saya bisa berpikir segar kembali hanya dengan berjalan-jalan di tengah kota atau mengobrol. Terkadang saya bisa juga terhibur hanya berdiam di rumah saja. Terkadang saya terhibur dengan cara menitikkan air mata saat melihat berita atau serial tv; terhibur karena saya bersyukur akan hidup saya yang masih baik-baik saja. Saya berusaha mensyukuri yang sepele dan sedikit karena saya tahu, semuanya ini menjadikan saya tidak mudah cemas atau kesepian bila bepergian jauh.

Satu saja keinginan yang masih menjauh dari gapaian tangan adalah keinginan untuk mendapatkan cinta yang tulus ikhlas. Saya hanya ingin cinta yang sederhana, apa adanya, karena cinta berhias sangatlah sulit untuk dipelihara. Saya memang jauh dari romantis, juga jauh dari sikap mencintai yang menggebu-gebu. Saya hanya seorang biasa-biasa saja, yang berusaha memelihara segala sesuatu agar awet dan yang hanya bisa menyediakan tempat untuk berbagi di penghujung hari. Terkadang ada rasa iri bila melihat teman-teman saling berpasangan, tapi di saat yang sama, saya masih bersyukur karena saya masih memiliki kebebasan yang sedikit lebih dibandingan mereka. Saya hanya percaya bahwa setiap tahapan kehidupan memiliki misi masing-masing, dan tentu saja, saya tidak akan berhenti untuk berusaha.

Alhamdulillah, nikmat syukur itu ternyata lebih besar. Seperti pelukan anak teman yang mungil dan lucu, yang selalu mengulurkan tangan minta gendong setelah melihat saya. Seperti tawa segar saat melihat episode film seri Friends yang diputar berulang-ulang. Seperti makanan lezat yang dibawa teman, yang tiba-tiba muncul di depan pintu office dengan sekeranjang lengkap lunch+dessert hanya untuk saya. Semuanya, meski sedikit, sepele dan sederhana, sudah membuat saya merasakan hidup yang penuh dengan keberuntungan. Dan semuanya sudah membuat saya bisa bangun setiap pagi dengan hati gembira.

posted by Leo at 10:09

Sunday, June 11, 2006

Lebih Jauh ke Selatan--Bagian 2

Senin, 17 April 2006. Kami masih di Te Anau. Suasana pagi masih berkabut dan alarm kebakaran berbunyi dua kali..... Ini karena teman saya membiarkan roti terpanggang sampai gosong dan menutup rapat semua jendela sampai alarm kamar berbunyi saat tetangga kiri-kanan masih tertidur pulas. Mungkin karena masih baru tersadar dari bangun, jiwa dia belum semua terkumpul, jadi reaksi dia cuma bengong saja memandangi roti gosong dan alarm. Jadi pesan saya agar rotinya diangkat sementara saya membeli roti tambahan belum benar-benar dia cerna. Untung pemadam kebakaran tidak sampai datang, dan para tetangga cukup pengertian.

Setelah sarapan, kami sempatkan berfoto di Lake Te Anau yang begitu indah di pagi hari (klik di sini), lalu berangkat menuju Milford Sound. Pemandangan sepanjang perjalanan begitu indah. Pepohonannya campuran antara pepohonan tropis dan sub-tropis. Berulang kali kami berhenti untuk berfoto dan selalu ada mobil lain yang ikut berhenti dan mengambil foto. Selama perjalanan, teman saya yang menyetir sempat berkata "Dear passengers, this is your captain speaking. We're now either died or dreaming, because the scenery outside is like heaven."

Pemandangan selama boat cruise di Milford Sound seakan memuncaki semua pemandangan yang pernah kami lihat di NZ. Sampai-sampai teman saya yang sempat bersumpah mati kalau Turki lebih bagus dibandingkan NZ berkata "What kind of place is it? I've never seen a place like this, even in Turkey. It's like heaven... let's stay here, don't go back to Christchurch." Di atas kapal, meski ditimpa hujan, panas dan angin kencang, kami tetap bersemangat berfoto dan takjub dengan kreasi Sang Maha Pencipta. Perjalanan yang tidak akan terlupakan dan Fiordland memang menakjubkan. Foto-foto di Milford Sound dapat diklik di sini.

Seusai perjalanan ke Milford, kami seperti kehilangan semangat melihat hamparan lahan-lahan pertanian yang berbukit turun naik antara Te Anau dan Invercargill. Kami mengambil jalan ini karena menurut buku dan website perjalanan, rute ini termasuk scenic route di bagian selatan. Tapi ternyata agak mengecewakan atau mungkin karena kami sudah melihat yang lebih bagus. Sepanjang perjalanan, kami lebih banyak diam. Malam terasa cepat tiba, tapi sebelum hari berlalu, kami sempat berhenti dan berfoto di pantai saat matahari tenggelam.

Kami sampai di Invercargill hampir jam 8 malam dan memutuskan untuk menginap di YHA. Lalu kami makan malam di Turkish restaurant lagi, dengan kebab donner lagi, dapat diskon 80 persen lagi. Sebenarnya ada dua restoran Turki yang kami temukan malam itu, tapi hanya satu yang buka selepas jam 7 malam. Ternyata, restoran ini menyajikan kebab donner yang paling enak dibandingkan restoran Turki di kota-kota sebelumnya. Malam harinya, dua teman saya berkumpul dengan orang-orang Turki di Invercargill, menonton liga sepak bola Turki lewat satelit. Saya sendiri tetap di kamar dan langsung tidur.

Keesokan harinya, kami sempat berjalan-jalan di tengah kota dan menemukan satu restoran Turki lainnya. Untuk sopan santun, kami pun minum teh di sana. Sampai akhirnya jam 10 pagi, kami berangkat menuju Dunedin, mengunjungi teman kami yang dulu ambil kursus bahasa Inggris di Lincoln. Perjalanan lagi-lagi membosankan karena pemandangan pertanian lebih dominan. Sebenarnya kami bisa berbelok ke Catlin, melihat mercusuar kuno dan hutan lindung, tapi niat diurungkan karena kami lelah dan ingin segera pulang. Beruntung kami masih bisa melihat-lihat Cathedral Caves yang menjulang tinggi dan beberapa di antaranya saling berhubungan. Saya sempat melihat-lihat 6 gua. Mungkin jumlah gua-nya lebih banyak tapi saya urung melanjutkan eksplorasi karena air laut yang memasuki wilayah gua sudah cukup tinggi. Pantainya mengingatkan saya dengan pantai Baron dan Kukup di Gunung Kidul. Bedanya, di sini begitu khusuk dan tidak ada penjual ikan bakar...

Kami sampai di Dunedin lebih dari pukul 3 siang. Setelah menjemput teman di Univ of Otago dan menengok flat-nya, kami langsung makan di, lagi-lagi, restoran Turki. Meski menu yang dipesan itu-itu saja, paling tidak makanannya masih halal. Kali ini kami tidak menerima diskon. Jam 6 sore tepat, kami meninggalkan Dunedin menuju Christchurch. Perjalanan sudah tidak menarik lagi karena hari sudah gelap. Selama perjalanan, kami hanya sempat berhenti dua kali, di Oamaru untuk membeli bensin, dan di Timaru untuk membeli minuman coklat panas. Kami tiba di Christchurch pukul 11 malam tepat.

Perjalanan yang menyenangkan. Selain mendapati banyak pemandangan menakjubkan, kami juga safari kebab donner di kota-kota bagian selatan NZ. Di akhir perjalanan, kami sepakat bahwa pemandangan di sekitar Queenstown, Te Anau dan Fiordland (Milford dan Doubtful) merupakan pemandangan yang mewakili impian kami dulu (sebelum datang ke NZ) tentang alam NZ. Pemandangan di daerah ini membuat pemandangan di bagian lain South Island seperti tidak ada apa-apanya. Saya dengar Marlborough Sound juga indah, dan semoga rencana pergi ke sana bulan Agustus nanti bisa terlaksana. Sebenarnya ada satu keinginan dari perjalanan ke Queenstown yang belum terlaksana: bungee jumping. Tarif di Queenstown mahal sekali, bahkan hanya untuk melihat orang terjun bebas saja harus membayar NZD 20. Semoga di lain waktu bisa terlaksana, tentu jika harga mengijinkan :P Foto-foto lainnya bisa diklik di sini


Sampai laporan perjalanan berikutnya

posted by Leo at 07:10

Sunday, June 04, 2006

Lebih Jauh ke Selatan--Bagian 1

Sudah hampir lengkap pengalaman saya berkeliling South Island (peta perjalanan bisa diklik di sini). Seluruh bagian timur sudah saya telurusi, juga bagian tengah sampai Fox Glacier dan Franz Josef Glacier. Yang tersisa tinggal bagian Marlborough Sound (barat laut South Island) yang Insya Alloh akan saya kunjungi pada bulan Agustus, saat saya presentasi di salah satu seminar di Nelson.

Pada pertengahan April lalu, saya dan dua orang flatmate dari Turki pergi lebih jauh ke bagian tengah dan selatan South Island. Rencana keberangkatan setelah shalat Jum'at tanggal 14 April 2006 terpaksa batal karena tidak ada satu pun kamar hotel dengan tarif terjangkau yang masih tersisa. Padahal saya sudah memasak dan menyiapkan bekal. Tapi saya tidak putus asa dan tetap menelepon semua daftar budget hotel yang saya miliki. Kali ini saya yang 'mendapat tugas' mengurus itinerary: merencanakan rute perjalanan, tempat yang akan dikunjungi, mencari resto halal di setiap kota, termasuk mengatur pengeluaran dan menjadi penunjuk jalan (pembaca peta). Dua teman saya akan bergantian tugas sebagai supir:) Akhirnya, hampir pukul 16.00, saya bisa membuat reservasi hotel di Queenstown dan Te Anau (dibaca: Tee Ah-Now), serta cruise di Milford Sound. Kami pun memutuskan berangkat hari Sabtu pagi jam 8. Untuk menghabiskan waktu, sore itu kami mengajak dua teman lainnya melihat Governor's Bay di daerah Bank Peninsula, Chch.

Pukul 7.45, hari Sabtu, 15 April 2006, kami berangkat menuju Queenstown. Pemandangan awalnya biasa saja, tapi segera menjadi menarik sesampainya kami di Lake Tekapo dan Lake Pukaki. Melihat Mount Cook, gunung tertinggi di NZ, di kejauhan seperti melihat lukisan. Foto kami di sana juga tampak seperti sedang berdiri di studio dengan latar belakang gambar gunung yang sempurna (klik di sini).

Saat memasuki Cromwell, suasana autum mulai terasa dengan pohon-pohon yang berubah warna. Cromwell juga terkenal dengan banyaknya winery. Kami tiba di Queenstown hampir pukul 3 sore dan sempat terkejut senang mendapati hotel kami, meski berharga miring, begitu bersih dan memiliki pemandangan indah. Kami seperti tinggal di vila di puncak gunung. Setelah memindahkan semua barang ke kamar hotel, kami pun menyusuri Queenstown yang cantik. Sayang sekali, malam cepat datang sehingga foto-foto yang diambil sebagian besar merupakan foto menjelang malam. Foto-foto-nya tersedia di sini. Malam itu, kami makan malam kebab donner, semacam roll ala Turki yang diisi irisan daging domba dan sayuran. Dua teman Turki saya begitu senang menemukan restoran Turki, serta bertemu dan mengobrol dengan orang Turki. Dan memang ini membawa keberuntungan karena kami mendapat diskon 80 persen!

Keesokan harinya, kami berangkat menuju Lake Wanaka. Kami sempat singgah di Arrowtown yang cantik untuk mengambil foto (klik di sini) pepohonan yang berwarna-warni dan mengunjungi museum mungil yang cukup menarik. Pemandanganan di Lake Wanaka tidak begitu menarik dan kami memutuskan hanya singgah sebentar untuk makan siang. Menu kali ini kebab donner lagi, di cafe Turki lagi, tapi kali ini benar-benar gratis! Luar biasa. Orang Turki kalau bertemu orang Turki lagi cenderung saling balapan mentraktir. Si empunya cafe sama sekali tidak mau terima bayaran, meski teman saya makan dua porsi dan sempat bawa pulang bungkusan pula. Saya sendiri malu kalau sudah gratis lalu makan banyak-banyak, meski merasa kalau kebab donner kali ini terasa lebih lezat dibandingkan kebab donner di Queenstown. Mungkin karena gratis :P

Dalam perjalanan kembali ke Queenstown, kami mampir melihat pameran pesawat perang, meski hanya dari balik pagar dan itu pun sudah diusir-usir sama penjaga karena kami menikmati atraksi pesawat tanpa bayar. Kami hanya menurut saja, toh berpuluh-puluh mobil lainnya juga melakukan hal yang sama. Siapa suruh buat pesawat besar-besar, bisa terbang dan dinikmati dari kejauhan... Kami juga sempat mampir di Puzzling World untuk bermain maze serta melihat rumah miring, foto-foto antik 3 dimensi, menara miring dan roman toilet. Kami tiba di Queenstown pukul 6 sore dan lagi-lagi makan malam dengan kebab donner plus es krim buah, diskon 80 persen. Setelah itu kami segera melanjutkan perjalanan ke Te Anau. Foto-foto di Wanaka bisa diklik di sini.

Dalam perjalanan ke Te Anau, teman bergantian menyetir sedangkan saya tetap menjadi navigator. Kami tiba di Te Anau pukul 8.30 malam. Hotelnya lagi-lagi bagus, meski berharga miring. Kamar kami menghadap ke Lake Te Anau yang sunyi dan dingin. Malam itu kami tidur nyenyak sekali.

posted by Leo at 10:03

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004