<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Wednesday, October 24, 2007

Something Called Home

Inspirasi tulisan ini muncul saat saya berada di dalam kereta, dalam perjalanan pulang pergi Bandung-Kutoarjo-Jogja-Jakarta tiga hari setelah hari lebaran. Dari balik jendela saya melihat pemandangan deretan kendaraan umum yang sesak, serta mobil pribadi dan motor yang mengantri cukup panjang. Tradisi pulang kampung menjadi sarana untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga inti, orang tua, kakak-adik, dan/atau saudara-saudara lainnya. Orang-orang yang pulang kampung juga mungkin menjadikan tradisi ini untuk bisa kembali merasakan “ada di rumah”, feeling home.

May be surrounded by a million people, I still feel all alone; just wanna go home.... Another aeroplane, another sunny place, I'm lucky I know, but I wanna go home. I got to go home. Let me go home...” Begitulah penggalan lirik lagu “Home” yang dinyanyikan Michael Buble. Lagu ini sering saya dengarkan saat saya masih menulis thesis, dan terus terngiang-ngiang bila saya sedang bepergian sendiri atau rindu tanah air. Lagu ini dapat mengobati kerinduan kepada tempat di mana saya merasa familiar dan nyaman dengan orang-orang dan suasananya.

Sebagian kerinduan akan “rumah” sudah terbalas sejak saya menjejakkan kaki lagi di tanah air. Namun saya merasa ada sesuatu yang hilang, yang membuat saya masih mencari pengobat rindu akan “rumah”. Mungkin karena saya masih belum menemukan tempat tinggal tetap yang cocok, tapi mungkin ada hal lain yang membuat saya terus mencari. “I'm like a bird, I only fly away... I don't know where my soul is, I don't know where my home is...” (“I’m Like a Bird” by Nelly Furtado).

Liburan lebaran memberi banyak waktu bagi saya untuk memikirkan diri sendiri. Dan saya menyadari bahwa apa yang hilang selama ini merupakan bagian dari “isi rumah” yang belum saya temukan. Dengan kata lain: mungkin sudah saatnya bagi saya untuk (kembali?) menemukan pasangan hidup dan menjadikan “rumah” saya lebih lengkap. “I feel like a song without the words, a man without a soul, a bird without its wings, a heart without a home. I feel like a knight without a sword, a sky without the sun, cause you are the one. I feel like a ship beneath the waves, a child who's lost its way, a door without a key, a face without a name. I feel like a breath without the air...” (“Never Gonna Leave Your Side” by Daniel Bedingfield).

Memang sudah lama saya sendiri; kemana-mana sendiri, memasak sendiri (meskipun masakannya sering untuk makan beramai-ramai), mandi dan bersih-bersih sendiri (lho?). Teman-teman sering heran: kok betah ya? Saudara-saudara sering berkomentar: ingat umur! Tapi saya kok masih nyaman sendiri dan tidak begitu peduli dengan umur; apalagi saya merasa masih hidup di kisaran umur 20-an :P. Jadi kapan? “And I think it's gonna be a long long time; till touch down brings me round again to find. I'm not the man they think I am at home... Oh no no no... I'm a rocket man... Rocket man burning out his fuse up here alone” (“Rocket Man” by Elton John). Lho, jadi? Ya, begitulah... Berbeda dengan urusan sekolah dan pekerjaan, saya lebih banyak menunggu untuk urusan mencari pasangan hidup, meski sudah banyak kesempatan yang lewat. “Time... I've been passing time watching trains go by. All of my life... Lying on the sand, watching seabirds fly. Wishing there would be... Someone waiting home for me... Something’s telling me it might be you...” (“It Might Be You” by Steven Bishop).

Saya berandai-andai bisa merencanakan jalan untuk menemukan tambatan hati, seperti halnya saya merencanakan penelitian, lalu menuliskan dan menggambarkan hasilnya. Ingin rasanya saya punya gambaran seperti apa pujaan hati saya itu, tanpa perlu proses dan alasan yang rumit. “There's just no rhyme or reason; only a sense of completion. And in your eyes, I see the missing pieces I’m searching for. I think I’ve found my way home. I know that it might sound more than a little crazy, but I believe... I knew I loved you before I met you. I think I dreamed you into life. I knew I loved you before I met you. I have been waiting all my life” (“I Knew I Loved You” by Savage Garden). Dan bila semuanya bisa terencana dan terukur, hidup saya berikutnya mungkin akan lancar-lancar saja. “And I hope you are the one I share my life with... And I wish that you could be the one I die with... And I pray in you're the one I build my home with... I hope I love you all my life” (“If You’re Not the One” by Daniel Bedingfield).

Namun menemukan pengisi “rumah” tidaklah mudah... “If a picture paints a thousand words, then why can't I paint you? The words will never show the you I've come to know” (“If” by Bread). Mungkin mudah mendapat saran, tawaran, bagi-bagi pengalaman, rumus, analisa bahkan perbandingan, tapi apa yang datang dari luar sering mengaburkan hak pribadi dalam selera dan kecocokan hati. Sayangnya, ini yang sering terlupakan. “I can't stand to fly, I'm not that naive. I'm just out to find the better part of me. I'm more than a bird...I'm more than a plane; more than some pretty face beside a train. It's not easy to be me...” (“Superman” by Five for Fighting).

Akhirnya, saya memutuskan untuk menunggu sampai saatnya tepat, kala rejeki berpihak. Saya juga akan tetap berusaha untuk memiliki kemantapan dan keyakinan bahwa saya bisa menemukan tambatan hati dan menjalani hidup dengan berani, karena mewujudkan kebahagiaan, membangun “rumah” yang lengkap, itu penuh resiko dan bukan hal gratis. “Home... hard to know what it is if you never had one. Home... I can't say where it is, but I know I'm going home, that's where the hurt is...” (“Walk on” by U2).

Dan saya berharap, apapun pilihan yang saya ambil bisa membawa saya untuk mendapatkan kebahagiaan yang sejati; kebahagiaan yang bisa membuat saya merasa di “rumah” saya sendiri. “Like a bird from prison bars, I'm escaping and behind me, on the long highway, is all that I'm forsaking. Oh river flows, I am bound from the river you come. I'm gonna bathe in the river, gonna hold my head up in the river. Not gonna worry any more until I reach that home....” (“Bathe in the River”by Hollie Smith).

posted by Leo at 13:43

Wednesday, October 10, 2007

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H

posted by Leo at 11:20

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004