<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Sunday, August 06, 2006

Persiapan Pernikahan

Bulan Agustus ini menjadi bulan yang paling sibuk selama saya berada di luar negeri. Sebagian terkait dengan urusan studi seperti persiapan presentasi di salah satu seminar pada minggu ketiga bulan ini, namun bagian yang lebih besar terkait dengan rencana pernikahan dua teman baik saya.

Pada akhir bulan Juni lalu, kedua teman saya memutuskan untuk menikah. Jodoh telah mempertemukan mereka berdua, meski baru saling mengenal selama 3 bulan. Mereka meminta saya, dan salah satu teman, untuk membantu mengurus acara pernikahan.

Saya sendiri sebenarnya sudah beberapa kali terlibat mempersiapkan acara pernikahan, tapi lebih banyak sebagai orang yang membantu tenaga, dalam hal ini membantu Almarhumah Ibu yang dulu memiliki usaha sampingan merias pengantin. Dalam hal perencanaan, saya hanya sepintas mendengar pembicaraan Ibu dengan klien-nya. Kali ini, saya dan teman harus ikut merencanakan, dan rasanya cukup membingungkan pada awalnya, terutama untuk mengetahui bentuk acara seperti apa yang diinginkan calon pengantin. Lagipula ini merupakan pernikahan antar budaya. Kurangnya pengalaman membuat kami sempat bingung menanggapi perbedaan keinginan antara calon pengantin pria dan wanita, mulai dari pemilihan tempat, makanan, dan undangan (termasuk siapa saja yang diundang). Beruntung satu dari mereka lebih banyak mengalah. Setelah mereka memutuskan tempat menikah, struktur acara pun bisa disusun.

Satu hal yang menarik adalah, bila pernikahan disiapkan orang tua dan keluarga, calon pengantin biasanya tinggal menuruti perintah/program. Sebaliknya, bila pernikahan direncanakan tanpa bantuan orang tua dan keluarga, semua harus dikerjakan sendiri seperti untuk pernikahan teman saya ini. Namun mereka cukup beruntung karena teman-teman di sini sangat antusias untuk membantu sehingga mereka bisa memfokuskan diri pada pengurusan administrasi pernikahan, baju, mahar, cincin, daftar undangan dan persiapan rumah baru.

Satu teman menjadi koordinator keseluruhan acara. Saya sendiri diminta menyiapkan disain dan mencetak undangan dan wedding programs/thank you note. Selain itu, teman meminta saya menjadi best man dan menyiapkan masakan Turki yang akan menjadi bagian dari menu resepsi, yaitu Turkish dolma (nasi+daging sapi cincang yang dibungkus daun anggur dan dilumuri saus jeruk nipis) dan lentil soup, ditambah cacik (dip yang terbuat dari yoghurt dan ketimun). Teman lain menjadi koordinator menu yang kemudian membagi-bagi tugas memasak ke teman-teman lain. Teman-teman lain membantu video dan soundsystem setting. Video menjadi penting karena orang tua dari kedua mempelai hanya dapat menyaksikan pernikahan anak-anaknya melalui teleconference. Selain itu ada yang membantu make-up, merangkai bunga, serta juru foto, pembaca Qur'an dan terjemahannya, dan penerima tamu. Teman lain juga bersedia menjadi saksi pernikahan. Semua dilakukan secara gotong royong.

Untuk tugas saya, internet menjadi satu-satunya sumber inspirasi karena pengalaman disain sangat minim. Awalnya saya merencanakan disain undangan yang bernuansa merah cerry, sesuai dengan contoh disain Moroccan style yang saya temukan di salah satu website. Kedua calon pengantin sudah setuju, termasuk susunan kata-kata, jenis dan ukuran font. Namun saat undangan akan dibuat, sulit sekali mencari warna dan bahan yang pas. Akhirnya, setelah berkeliling ke enam tempat, saya memutuskan mengubah disain dan membeli kertas kartu berwarna dark gold, kertas transparan bercorak dedaunan dan amplop berwarna tanah lempung. Warna emas dan lempung saya pilih karena saya pikir akan cocok dengan baju calon pengantin yang berwarna broken white. Selain itu, buku tamu juga sudah terlanjur dibeli yang berwarna broken white keemasan. Undangan saya cetak di kertas transparan yang kemudian saya tempelkan ke kertas emas. Di sisi luar undangan, saya tempelkan kertas transparan mungil dengan cetakan inisial nama kedua mempelai. Selain teks undangan, saya juga tambahkan puisi "Marriage Ode" ciptaan Jalaludin Rumi. Kartu yang sederhana, dan alhamdulillah kedua mempelai menyukainya.

Untuk buku wedding programs, saya menggunakan kertas berwarna putih pupus dan cover berwarna dark gold. Disainnya lagi-lagi sederhana saja. Buku ini diikat dengan pita berwarna merah anggur yang berbenang emas, dan setiap orang yang menerimanya akan membuka buku itu dengan menarik kertas transparan bernisial huruf awal nama kedua mempelai yang merekatkan ujung-ujung pita. Buku ini akan dibagikan ke tamu sebagai pemandu acara sekaligus kenang-kenangkan. Isinya mulai dari susunan acara, nama-nama orang yang sudah membantu, kata sambutan, terjemahan surat Ar Rum dalam bahasa Inggris, teks pernikahan (termasuk marriage vows), menu dan ucapan terima kasih. Alhamdulillah, semuanya sudah selesai dicetak berkat bantuan teman-teman yang bersedia bekerja Sabtu malam.

Upacara pernikahan akan berlangsung hari Sabtu minggu depan. Dua pertiga tugas saya sudah terselesaikan. Sisanya yaitu memasak Turkish dolma, lentil soup dan cacik, menjemput penguhulu (Imam masjid), serta menjadi best man masih menunggu H-1 dan hari H. Semoga semuanya bisa berjalan dengan lancar.

Dan bila urusan pernikahan sudah selesai, saya masih akan terlibat di acara Special General Meeting dari Canterbury Indonesia Society yang baru dibentuk di sini, dan memeriahkan acara peringatan acara HUT RI ke-61. Setelah itu, tanggal 23-27 pergi seminar di luar kota, sekaligus mengunjungi Abel Tasman National Park. Yang terakhir ini merupakan acara jalan-jalan, melepas lelah dan merayakan kesuksesan (semoga) semua acara di bulan Agustus ini.

posted by Leo at 09:01

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004