<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Tuesday, July 03, 2007

Disorientated

Itulah kesan saya saat menjelajahi rimba Jakarta (dan Bandung) kembali. Entah mengapa, saya begitu mudah lupa dengan jalan dan arah. Padahal dulu saya mudah mengingat lokasi dan tempat. Mungkin file data-data Jakarta dan Bandung sudah terletak agak ke bagian belakang otak saya, sedangkan yang di depannya masih tertata rapi data-data pusat kota Christchurch dan sekitarnya. Akibatnya, saya sering 'tersesat' di Jakarta dan perjalanan pun bertambah panjang, lama dan, tentu saja, mahal. Saatnya mengurut ulang letak file-file jalan-jalan di Jakarta dan Bandung di dalam otak saya...

Tapi bukan salah saya jika dalam perjalanan, saya sering 'tersesat' membaca istilah-istilah baru. Contohnya, halte busway "Buncit Indah", atau tempat wisata alam yang menawarkan kegiatan "Tiwok", atau cafe kecil yang menawarkan "Jenifer", atau sebuah toko mungil bertuliskan "Toko Obat Perkasa Leo". Yang pertama sudah membuat saya tersenyum geli karena saat diumumkan lewat rekaman di dalam busway, ada seorang bapak yang langsung memegang perutnya dengan raut wajah cemas. Yang kedua sudah membuat saya ragu dengan kualitas paket wisata yang ditawarkan, meski alam pegunungannya begitu menggiurkan. Yang ketiga sempat membuat saya bingung: Jennifer yang mana? Aniston? Lopez? Love Hewitt? Ternyata Jenifer itu “jeruk nipis feres (peres)”. Lalu tentang toko obat itu... no comment :P

Sebenarnya ada satu lagi yang membuat saya bingung. Sekarang banyak sekali kata "sejatinya" bermunculan di koran dan di tv. Kalau berpegang teguh dengan pedoman untuk selalu memperhatikan konteks kalimatnya, saya bisa mengerti kalau "sejatinya" itu bersinonim dengan "awal mulanya" atau "sebenarnya". Anehnya, kata "sejatinya" lebih sering muncul di pemberitaan hiburan baik di koran maupun di tv.

Selain sering tersesat dalam keramaian jalan-jalan di Jakarta, dan keramaian penggunaan istilah-istilah 'baru', saya juga masih 'tersesat' di rumah sendiri... Terkadang bingung mau apa di rumah. Bila di Lincoln, saya punya cara mudah untuk mengatur jadwal kegiatan karena lokasi flat saya cukup strategis, dekat ke kampus dan tempat olah raga. Selain itu, fasilitas lumayan lengkap termasuk internet kecepatan tinggi dan peralatan di flat yang tinggal pencet-pencet tombol. Memasak dan mencuci pun mudah. Kalaupun mau pergi, ada kendaraan sendiri atau bisa memakai bis dengan waktu tempuh ke tempat tujuan yang pasti dan bebas macet.

Sekarang, saya harus kembali ke kondisi awal. Harus pintar-pintar mengatur waktu memasak, agar saya tidak kelaparan di pagi hari atau saat pulang bekerja. Meski mudah membeli makanan jadi, sekarang saya lebih suka masakan sendiri. Juga harus mengatur waktu mencuci pakaian karena hari hujan tidak bisa diperkirakan dengan tepat. Teman sampai menggoda saat saya cemas memikirkan hari hujan: "Kalau hujan, bukannya ingat pacar, malah ingat cucian... ckckck..." :D. Yah, begitulah... Bisa payah bila meninggalkan jemuran dan ternyata siang/sore harinya hujan, sedangkan saya belum sampai rumah. Memasang atap untuk jemuran atau membeli mesin cuci dan peralatan elektronik lainnya belum dirasa sreg karena tempat tinggal yang sekarang hanya untuk sementara. Perencanaan juga berlaku bila saya ingin mengunjungi teman atau sekedar jalan-jalan. Saya harus merencanakan jam berangkat dan pulang untuk menghindari kemacetan yang masih sering membuat saya pusing di jalan.

Saya juga masih bingung dengan cara orang mengantri. Ada saja alasan untuk bisa mendapatkan kesempatan lebih dulu. Tingkah menyerobot antrian tidak pandang bulu karena bisa dilakukan oleh orang yang buta huruf, atau orang yang berpendidikan dan berpakaian bagus. Kelompok yang terakhir ini jelas terlihat saat IPO sebuah perusahaan akhir-akhir ini. Saya sebenarnya kaget melihat antrian calon pembeli saham yang disesaki bapak, ibu, nenek dan kakek yang membawa anak dan cucu. Pertama saya mengira ini semacam pengerahan massa, agar IPO terkesan laku dan oversuscribed, dan akhirnya harus dilakukan penjatahan. Semacam aksi tipu-tipu perusahaan penyelenggara IPO. Namun setelah melihat ada koordinator pembeli dari kelompok bapak-ibu ini, saya (masih) setengah percaya kalau bapak-ibu ini memang berniat membeli saham. Antrian IPO menjadi seperti antrian operasi pasar beras atau minyak goreng. Ada yang menyerobot dengan alasan tidak kuat dan sudah tua; ada aksi dorong-mendorong sehingga berkali-kali harus ditertibkan satpam. Saya sendiri? Ada di antrian... ikut hiruk-pikuk antrian; tidak seperti orang yang berbaju sama rapinya dengan saya, yang memohon-mohon pada satpam untuk diperbolehkan masuk tanpa perlu mengantri. Mereka tega berbohong atau menyusup masuk lewat pintu keluar, dan sang satpam tampak tidak tegas dan tidak konsisten.

Hal lain yang membuat saya bingung adalah urusan merokok di tempat umum atau di tempat ber-AC. Meski ruangan ditempeli stiker "ruangan ini hemat energi dan bebas asap rokok" tapi masih ada orang yang merokok tetap dibiarkan. Yang aman dari asap rokok yaitu busway, hypermart dan bank. Ini baru urusan merokok, belum urusan membuang sampah sembarangan, menyeberang jalan sembarangan meski dalam jarak 20 meter ada jembatan penyebrangan, atau mencuri troley saya di hypermart. Yang terakhir ini membuat saya terkesima, karena saya hanya berpaling tidak sampai satu menit, dan begitu akan meletakkan barang di troley yang memang masih kosong, ternyata troley saya sudah lenyap tanpa terdengar bunyinya.... hebat sekali... ruarrr biasa...

Orang-orang Jakarta sepertinya hanya sedikit berubah. Kebiasaannya masih sama, meski saya bisa melihat hal-hal yang lebih tertib, terutama di dalam busway. Lho, kok busway? Memang, busway sepertinya tidak saja memberi keringanan bagi pengguna angkutan massal, tapi juga sudah membantu mengubah pola perilaku mengantri sehingga bisa sedikit lebih tertib. Kalau urusan busway membuat repot yang membawa kendaraan sendiri, saran saya: ayo naik angkutan massal. Jika memilih menggunakan mobil pribadi, ajak teman pergi/pulang bersama, tidak saja untuk yang jauh-jauh tapi juga di dalam kota. Kegunaannya banyak, termasuk mengurangi sekian persen dari pemanasan kota Jakarta yang memang semakin panas.

Panas dan gerah... itu salah satu sebab saya kurang bisa tidur tadi malam. Sebab yang lain yaitu alunan lagu "Kucing Garong" yang semakin malam bisa semakin ramai. Lagu itu hasil kiriman (yang tidak diminta) dari berbagai perhelatan pernikahan yang seperti diadakan bergilir dari rumah tetangga yang satu ke rumah tetangga yang lain. Alhasil, mimpi saya malam tadi menjadi aneh karena saya bermimpi bertemu teman di NZ yang tiba-tiba bisa bernyanyi lagu itu... kok bisa? Padahal teman saya itu londo tulen... Hari ini pun saya terkantuk-kantuk mengetik dengan lirik lagu “Kucing Garong” yang masih terngiang-ngiang di telinga... Ughhh... completely disoriented...

posted by Leo at 16:38

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004