<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Saturday, October 15, 2005

Terkejut

Akhirnya saya bisa kembali memutakhirkan (kata EYD dari meng-update) blog setelah kurang lebih 10 hari merasa malas. Awalnya dari hari pertama puasa. Malas 'pulang'. Ditulis dalam tanda petik karena saya tidak tahu apakah kepergian saya kembali ke NZ itu bisa dikategorikan 'pulang' atau tidak.

Tanggal 5 Oktober saya harus meninggalkan tempat tumpangan yang sudah membuat kerasan selama beberapa minggu di Jakarta. Hari terakhir di Jakarta itu masih diisi dengan mengatur ulang isi koper, menimbangnya, mengurangi kembali isinya, menambah kembali, mengurangi lagi, dan akhirnya membeli barang yang dipesan orang di jam-jam terakhir. Perasaan lelah, tapi hati berkata 'harus beres'. Alhamdulilah, saya masih bisa berbaring di tempat tidur selama 1.5 jam, sebelum mandi dan berangkat ke bandara.

Selama perjalanan ke bandara, saya sibuk mengirim sms untuk berpamitan kepada teman-teman yang sebagian besar terkejut kalau saya pulang hari itu. Rasanya berita bahwa saya memajukan 'kepulangan' saya ke NZ sudah saya edarkan begitu saya keluar dari Lamongan karena persetujuan maskapai penerbangan saya terima pada akhir Agustus. Saya jadi bertambah malas 'pulang'. Supir taksi yang membawa saya juga seperti ikut malas karena memilih jalur yang saya tidak mengerti. Tapi saya malas memperingatkan, biarlah, malas. Cuaca juga seperti 'aras-arasan' (canggung, tidak menentu, ragu, tanggung), berganti-ganti antara hujan, panas terik, mendung dan berangin.

Saya jadi teringat saat saya datang. Sebagian besar orang/teman/keluarga yang bertemu juga terkejut. Saya banyak mendapat sambutan kata-kata surprise: "Eh..."; "Lho..."; "Wah..."; "Kok..." serta menangkap sorotan-sorotan surprised yang tidak diungkapkan dalam kata-kata. Meski saya sudah memberi kabar sebelumnya, tapi mereka terkejut bahwa saya jauh lebih kurus, bahwa saya pulang masih dengan membawa perilaku seperti dulu, bahwa saya masih bisa dan mau kembali. Yang terakhir ini terutama dirasakan oleh teman-teman/keluarga yang tahu bahwa saya selalu distracted, sering berpaling dan memimpikan punya sayap untuk setiap saat bisa terbang.

Tapi tanggal 5 Oktober itu saya memang terbang kembali dengan sayap besi ke NZ. Berbuka puasa dan sahur di pesawat sambil menikmati film-film dan sitkom di layar tv mungil di bangku pesawat. Tidak merasa terganggu, meski penumpang di belakang sibuk menelpon lewat handphone sejak pesawat masih di darat sampai mendarat lagi, meski penumpang lainnya sibuk terbatuk-batuk berat. Semua berjalan lancar, termasuk saat petugas bandara membebaskan kelebihan muatan bagasi saya, saat petugas bandara Cengkareng membongkar koper saya untuk mencari bahan yang mudah meledak, dan saat petugas pabean NZ memeriksa ikan teri, teh, kopi, permen, minuman jahe, empat puluhan DVD, perlengkapan bayi, dan kerajinan batik yang saya bawa.

Sesampai di NZ, teman-teman sudah menunggu. Senang kembali bertemu mereka dan merasa lega karena ada yang menjemput. Sebagian teman-teman di NZ terkejut karena mengira saya akan berlebaran di tanah air. Tapi here I am.

Saya pun kembali ke flat yang lama, jadi mungkin penggunaan kata 'pulang' sudah tepat. Teman-teman flat terkejut karena saya kembali, bisa kembali ke flat yang lama, meski ke kamar yang berbeda. Padahal mereka pernah mendengar bahwa saya tidak akan tinggal bersama mereka lagi, di flat yang lama. Teman-teman flat juga masih terkejut di hari-hari berikutnya, karena saya masih suka bersih-bersih dan masak-masak seperti sebelumnya. Mereka juga terkejut karena saya bisa sakit.

Empat hari pertama di NZ, saya merasakan jet lag dan gejala flu yang 'tidak jadi'. Mungkin ini merupakan bentuk keterkejutan saya dengan cuaca di NZ yang memang sedang dingin, banyak hujan dan berangin kencang. Berbagai urusan kecil-kecil juga membuat kejutan karena macet sehingga mengharuskan saya bersabar merunut kembali dari asal muasal timbulnya masalah. Saat berbuka puasa, saya tidak nafsu makan; sedangkan saat sahur, apa yang dimakan kembali keluar. Saat mau membuka botol selai, otot pundak saya tertarik, dan bertambah lagi masalah. Otot menegang dan seharian kepala saya pusing. Tapi saya berniat sabar dan tetap berpuasa.

Alhamdulillah, dari pemantauan dokter, tidak ada yang serius dan saya masih bisa berpuasa. Saya masih bisa hilir mudik memindahkan barang dari office ke kamar. Bahkan pada hari ketujuh saya sudah bisa membuat brownies dan shortbread cookies untuk teman berbuka. Hari kedelapan sudah bisa membuat bihun bakso sapi kuah dan nasi goreng kunyit-teri, dan mengundang dua teman Indo untuk menemani berbuka puasa. Sekalian membalas undangan mereka berbuka puasa pada beberapa hari sebelumnya. Batuk saya masih belum hilang, tapi urusan-urusan kecil satu per satu bisa diselesaikan. Tinggal satu saja yang masih menggantung, tapi Insya Alloh bisa diselesaikan.

Hari ini adalah kesempatan kedua untuk berbuka puasa bersama teman-teman Indo di Christchurch. Pada kesempatan pertama, saya batal memasak karena kondisi badan yang panas dingin. Kali ini saya akan menyiapkan bihun goreng seafood. Meski masih ragu apa bisa seenak dulu, tapi saya sudah memesan teman flat yang tidak puasa untuk menjadi pencicip. Semoga hasilnya tidak mengecewakan.

Perasaan saya sudah bisa sedikit bergembira, meski masih merasa ada sesuatu yang hilang. Maaf saya masih belum bisa sering-sering blogwalking . Masih sering pusing melihat cepatnya internet di sini. Selamat untuk Siberia, Unai dan Wisa yang sudah mengganti skinnya. Semuanya Ok. Kalau YNa dan Yaya berganti-ganti skin itu sudah biasa:-), tapi bagus-bagus kok.

Cheers!

posted by Leo at 03:46

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004