<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Monday, August 16, 2004

Bosan Olimpiade Turun Salju

Judul seperti ini hanya bisa ditulis orang yang sedang bosan. Ada artinya tapi menyesatkan. Lantas apa yang dilakukan bila sedang bosan, selain menulis judul seperti itu? Nonton tv, nonton film, fitness, belanja atau sekedar window shopping. Tapi setelah berkali-kali bosan dan pergi ke mall, ternyata saya bisa mengamati bahwa orang lain pun berbuat serupa. Orang lain pun merasa bosan dan mencari jalan untuk menghilangkan rasa bosan.

Saya paling tidak bosan kalau melihat sitcom di tv. Favorit saya Will and Grace, Less than Perfect, Everybody Loves Raymond karena setelah Friends tidak ada lagi yang begitu lucu. Suka juga melihat fenomena pertelivisian yang didominasi serial criminal. Tak kalah menariknya dengan iklan-iklan yang ada, cerdas.

Sekarang, nonton olimpiade menjadi favorit. Apalagi coverage-nya cukup berimbang antar berbagai cabang olah raga. Pembukaan olimpiade boleh dikata fantastis. Tidak sia-sia Yunani harus menerima caci-maki saat persiapannya karena hasilnya bagus sekali. Dari komentator tv, terdapat kesan bahwa Indonesia sangat terkenal dengan pasangan Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma. Mereka disebut-sebut sebagai lambang cinta olimpiade: "they won the first gold medals for the country and they married each other for celebration...". Saya merasa bangga juga...kapan lagi ada peraih emas olimpiade sehebat mereka. Melihat acara pembukaan juga membawa impian, apakah bisa menonton langsung olimpiade 2012? Ada rejeki?

Melihat parade negara-negara juga memberi pengetahuan baru bahwa warna merah, hijau dan hitam merupakan warna-warna favorit negara-negara Afrika untuk dijadikan bendera. Pertanyaan dari orang yang bosan jika melihat fakta itu: Dengan memilih warna merah dan hijau dalam satu kombinasi, apakah berarti sangat sedikit sekali orang Afrika yang buta warna? Orang yang buta warna terkadang tidak bisa membedakan antara merah dan hijau, dan mereka hanya melihat kedua warna sebagai coklat. Warna urutan kedua sebagai favorit bangsa-bangsa Afrika adalah kuning dan putih, setelah itu biru dan coklat. Dari sekian banyak negara, tetap saja merah dan putih merupakan warna yang paling banyak dipilih sebagai warna bendera. Boleh berbangga? Tentu saja karena berarti bangsa kita tidak salah pilih. Para pendiri memilih warna-warna yang universal.

Lain halnya dengan lagu kebangsaan. Tidak tahu apa karena dekat dengan 17 Agustus, saya merasa Indonesia Raya lebih gagah dibandingkan lagu kebangsaan negara-negara lain. Meskipun terdengar megah, jika mendengar lagu kebangsaan Amerika, The Star-Spangled Banner, di tengah-tengahnya saya bisa memotongnya dengan lagu Natal...Nowell...nowell...(The First Noel). Lain halnya dengan lagu kebangsaan Australia, Advance Australia Fair, awal lagunya mirip dengan Aud Lang Syne...lagu perpisahaan...Indonesia Raya lebih gagah dan bersemangat, dengan kesan perjuangan yang menggebu-gebu...Merdeka...Merdeka

Di luar hujan…saya tetap menulis literature review...alunan suara Michael Buble menghilangkan bosan dan kadang-kadang saya ikut menyanyi...that's all...that's all...tiba-tiba saya lihat ada butiran-butiran putih turun dengan derasnya bersamaan dengan hujan...It's snowing...lagi-lagi surprise...mengobati kebosanan...Salju turun disaat alam sedang berubah ke musim semi. Beberapa pohon sudah berbunga penuh satu pohon, tanpa sehelai daunpun. Bunga-bunga Daffodil yang biasanya muncul di musim semi sudah tampak semarak kemarin, tapi hari ini kembali merunduk terbebani salju...But as always, the first snow brings new excitement...orang-orang keluar ambil foto...bermain bola salju dan membuat boneka salju. Sayang...saya tidak punya digital camera dan film saya habis. Meski demikian, saya sudah puas melihat tumpukan salju dimana-mana. Salju di sini tidak sehebat di Ithaca dulu.

Apa yang saya lakukan untuk membunuh kebosanan? Keluar...jalan di tengah hujan salju...menapaki hamparan salju dan membuat banyak jejak kaki berkeliling-keliling di hamparan yang belum seorang-pun jalan di atasnya. Lagipula, untuk apa terus di dalam kamar, mendengarkan dua orang tetangga yang sedang sibuk mendesign anak...mungkin juga karena bosan...

posted by Leo at 06:23

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004