<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Wednesday, March 08, 2006

Bau

Minggu pagi kemarin merupakan kali keempat saya kembali berenang. Sudah lebih dari dua tahun saya berhenti berenang dan masih merasa canggung saat mulai menceburkan diri ke kolam. Tapi setelah beberapa saat, saya merasa betah dan bisa berenang dengan lancar.

Biasanya pulang berenang, saya mendapatkan 4 oleh-oleh. Pertama: perut keroncongan; kedua: mengantuk; ketiga: masih merasa mengambang di air; dan keempat: bau kaporit yang tajam masih tersisa di kulit sekalipun sudah mandi dengan sabun paling wangi. Oleh-oleh yang terakhir ini terus bertahan sampai malam, sampai akhirnya saya membuat tulisan ini.

Saya teringat dulu setiap kali kakak ipar saya pergi ke luar kota, kakak saya selalu menaruh baju yang habis dipakai suaminya di bawah bantal atau di sekitar tempat tidur keponakan saya. Menurut Ibu, hal ini dimaksudkan untuk menenangkan keponakan saya bila tidur. Sengaja dipilih baju yang habis pakai karena baunya bisa mewakili 'kehadiran' sang ayah. Bau yang bisa membuat orang yang jauh terasa dekat dan ada.

Semula saya menerima penjelasan ini sebagai suatu kebiasaan orang Jawa. Tapi dari koran dan televisi, saya semakin tahu betapa kuatnya pengaruh bebauan terhadap perilaku manusia. Saya pernah membaca bahwa sedikit bau kopi dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Sama halnya dengan bau jeruk yang membuat suasana lebih segar dan bersemangat, atau bau vanilla yang bisa menenangkan pikiran. Ada juga artikel yang menyebutkan bahwa pria yang rajin mengunyah celery, akan 'berbau' lebih menarik bagi wanita. Seorang bayi dalam tahap awal kehidupannya akan mengenali ibunya tidak saja lewat sentuhan dan degup jantung, tapi juga dari bau. Sebaliknya, pria/wanita dewasa bisa mengenali anaknya dan pasangannya juga hanya dari baunya.

Menurut uraian lengkap The Smell Report, kemampuan manusia dalam membaui hanya 3% dari kemampuan anjing, atau bahkan 6% dari kemampuan kelinci. Kemampuan membaui terbaik dicapai pada saat anak berumur 8 tahun dan kemudian menurun. Laju penurunan kemampuan manusia dalam membaui tidak saja ditentukan umur, tapi juga kesehatan mental dan fisik. Kesehatan mental sangat penting karena terkait dengan kapasitas limbic system yang ada di otak kita sebagai pengatur emosi yang sangat sensitif terhadap rangsangan bau. Kesehatan fisik yang terganggu, seperti kebiasaan merokok, juga akan mempercepat hilangnya kemampuan membaui. Di antara gender, wanita memiliki kemampuan membaui lebih baik dibandingkan pria.

Fenomena bau-membaui yang paling populer di antara manusia mungkin bisa diwakili ungkapan 'love is about chemistry'. Tapi apakah itu berarti orang bisa berjodoh karena bau? Mungkin saja bebauan alami seperti pheromone yang tidak tercium, sudah saling bertukar dan menimbulkan ketertarikan. Namun saya jarang sekali mendengar adanya pasangan yang mengakui bahwa mereka tertarik karena bau alami. Lebih sering mendengar bahwa si A tertarik dengan si B karena si B bersih dan berbau (minyak) wangi. Ya, benar. Meski survey dan penelitian membuktikan bahwa bau keringat segar pria teramat sangat menarik bagi lawan jenisnya, tapi penampilan fisik tidak bisa dikelabui. Penilaian mata lebih menentukan ketertarikan terhadap seseorang dibandingkan baunya. Tapi setampan apapun pria, jika terlalu lama mempertahankan bau alami, sampai apek karena tidak mandi dan tidak ganti baju, akan membuat penggemarnya lari kalang kabut menjauh. Jadi, pelajaran yang saya dapat: supaya tetap menarik, saya harus tetap berolah-raga, rajin mandi dan berganti baju. Boleh-lah ditambah parfum, tapi tidak boleh boros, karena bau yang terlalu wangi juga menempati posisi atas dalam daftar bebauan yang umumnya tidak disukai.

Saat ini saya tersenyum-senyum sendiri karena teringat banyak pengalaman menarik dan unik mengenai bebauan. Terkadang saya tidak mengerti, mengapa saya begitu tertarik dengan bebauan. Tapi mungkin karena limbic system di otak saya tidak ingin lekas uzur dan tetap ingin mengolah kenangan-kenangan manis yang timbul tenggelam lewat ingatan saya akan berbagai jenis bebauan. Seperti bebauan alami yang mengingatkan kita pada banyak hal, dan menemani kita meski hanya secara diam dan tersamar. Fenomena bau-membaui, meski merupakan fenomena purba, tapi tidak pernah ketinggalan jaman.

posted by Leo at 02:39

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004