<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Wednesday, December 08, 2004

Berenang

Melihat birunya langit cerah di balik jendela membuat saya rindu ingin berenang. Sudah lebih dari 10 bulan saya tidak berenang. Meski ada beberapa indoor dan heated pools, tapi saya malas pergi karena letaknya cukup jauh dari flat. Setelah sekian lama berhenti, saya jadi ragu, apakah saya masih cukup lentur untuk berenang.

Saya boleh dikata baru saja bisa berenang; tepatnya baru 6 tahun belakangan ini. Waktu kecil ada sedikit trauma untuk bermain-main di air. Waktu berumur 4 tahun, saya pernah tercebur ke dalam bak mandi tetangga yang di dalamnya ada ikan mas koki. Untung segera ada yang menarik keluar. Pengalaman kedua hampir sama. Saat liburan SD, saya diajak sepupu melihat tetangganya yang berjualan ikan hias. Entah mengapa tiba-tiba saya sudah berada di dalam aquarium bersama ikan-ikan itu. Orang-orang berteriak panik melihat saya tidak bisa berenang. Kejadian ketiga saya alami saat SMP. Di hari pertama pelajaran berenang, saya hampir saja tenggelam. Selain itu, meski diajari cara mengambang, saya tetap saja sedikit demi sedikit tenggelam. Guru sampai bilang saya keberatan pantat. Sejak itu, saya hanya diperbolehkan berenang di tempat dangkal.

Niat untuk serius belajar berenang muncul setelah ada aturan baru bahwa setiap mahasiswa baru diwajibkan untuk bisa berenang minimal 200 meter, sebagai syarat penyelamatan diri. Sebagai kakak kelas, saya jadi malu bila tidak bisa berenang. Akhirnya ikut belajar. Lagipula pelajarannya gratis di indoor swimming pool. Tiga semester saya habiskan belajar renang, dua kali seminggu. Hasilnya, saya bisa berenang tiga gaya: punggung (B), bebas (C+) dan dada (C-). Tidak penting dengan nilainya, karena saya berhasil lolos ujian berenang sejauh 200 m dengan tiga gaya secara bergantian.

Sekembalinya ke Jakarta, saya merasa minder untuk berenang. Alasannya, jarang sekali tersedia kolam renang tertutup. Bukan karena malu, tapi karena kulit takut jadi gosong dengan panasnya Jakarta. Selain itu, saya belum bisa berenang cukup lama. Rasanya malu kalau melihat bapak-bapak tua bisa terus berenang tanpa henti, atau orang lain yang bisa berenang dengan 4 gaya non stop setengah jam.

Akhirnya diputuskan: ambil les privat. Cari iklan les berenang di Bisnis Indonesia, telepon dan langsung booking untuk 10 jam pelajaran. Jam 6.30 pagi sudah berada di kolam dan belajar selama 1 jam. Belum merasa cukup, saya tambah lagi 10 jam. Selama 20 jam pelajaran, saya mendapat banyak tips praktis untuk menyempurnakan teknis bernafas, meningkatkan efektivitas gerakan kaki dan tangan serta menambah satu gaya: kupu-kupu. Thanks to Pak Beno yang memang tahu benar cara memotivasi murid dan memberikan kursus tercepat bisa-berenang.

Alhasil, sekarang bisa 4 gaya. Saya juga sudah bisa berenang 1 km meski beberapa kali harus berhenti dan hanya bisa menggunakan gaya bebas. Jika berganti-ganti gaya, saya perlu lebih banyak jeda dan mungkin hanya bisa sejauh 500 m. Satu hal yang membuat cemas adalah kemampuan saya berenang dengan gaya dada semakin memudar. Kaki dan pantat sepertinya tidak mau berkompromi untuk tetap mengambang, meski tidak ada masalah berat badan.

Sekarang? Sepertinya harus memendam dulu keingingan untuk berenang. Tempat berenang terdekat ada, tapi terbuka dan saya tidak mau terkena resiko kanker kulit mengingat NZ termasuk negara yang terkena radiasi ultraviolet tertinggi di dunia. Indoor swimming pool letaknya jauh. Alasan lain: saya gemar berenang di pagi hari, tapi tidak ada swimming pool di sini yang buka sejak jam 6 pagi...

posted by Leo at 10:31

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004