<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Thursday, February 10, 2005

Martabak Sideways

Tidak ada hubungannya antara martabak dan film Sideways, karena yang satu tentang makanan berbungkus tepung dan berisi daging, satunya lagi menampilkan kebun- kebun anggur di California dan berbagai macam wine. Tapi paling tidak keduanya saya pakai untuk merayakan selesainya satu tahap pekerjaan besar. Bila kedua kata itu dipadankan juga tetap manis terdengar: "Martabak Sideways", seperti nama toko makanan.

Hari selasa pukul 12.00 tepat, saya menyerahkan proposal yang membuat si penerima melongo karena lain dari pada yang lain, karena terdiri dari 7 bab dan 177 halaman. Saya menghabiskan 7 bulan untuk menuntaskannya, meski 'jatah' waktu yang diberikan adalah 9 bulan. Rasanya seperti mengandung, tapi saya tidak merasa bahwa proposal tersebut terlahir premature.

Pukul 14.30 saya sudah di dapur menyiapkan martabak. Saya diundang dinner di rumah teman yang akan kembali ke Jerman. Dia tinggal di sisi kota, yang saya belum pernah sekalipun lewat. Sengaja saya tidak minta tumpangan karena saya lebih suka berangkat sendiri terutama ke daerah baru. Ternyata rumah teman saya indah sekali; simple dengan cat tembok paduan antara putih, hijau, coklat kopi dan kuning mentah. Saya jadi teringat rumah dosen di Dago yang bergaya art deco dengan paduan warna yang sama. Kami semua ikut membuat spatzle, semacam spaghetti yang konon hanya dapat dibuat manual, dan hanya ada di Jerman. Teman saya membawa alatnya langsung dari Jerman. Makan malam sangat nikmat: spatzle, martabak dan salad sayuran. Setelah makan, kami bermain kartu Bohnanza. Meski saya sudah agak lupa, kali ini saya masih bisa menang. Lain halnya dengan dua teman dari Amerika yang baru pertama kali bermain. Mereka terus bertanya, tidak mengerti strategi permainan. Tapi setelah mencoba langsung, mereka bisa bermain sama baiknya dengan yang lain.

Bila teman saya kurang mengerti dengan permainan Bohnanza, saya kurang bisa mengerti saat menonton Sideways pada hari berikutnya. Semula saya ingin menonton Finding Neverland, tapi batal karena salah lihat jadwal. Sideways bisa saya kategorikan sebagai film yang hanya bisa dimengerti setelah lebih dari satu kali menonton. Sebagai jawara Golden Globe, ceritanya terkesan biasa saja yaitu tentang perjalanan dua orang kawan. Satu akan menikah tapi masih ingin memanfaatkan waktu yang tersisa dengan bersenang-senang dan selingkuh. Yang lain terbelit penyesalan berlarut dan hanya bisa agak ceria saat mencicipi wine.

Satu yang saya tangkap: banyak pesan dari film yang disampaikan secara tidak langsung melalui pengenalan kedua sahabat itu dengan berbagai jenis wine. Mungkin itulah sebabnya film ini diberi judul Sideways, karena pesan dan kesannya disampaikan dan dirasakan secara tidak langsung. Hal ini lebih terasa karena alur penyampaiannya begitu biasa. Penonton akan mudah lupa dan mungkin hanya memiliki kesan minimal. Mungkin hanya saya yang merasa seperti ini, apalagi selagi menonton, saya sibuk berpacu menjilati eksrim bertumpuk dua yang sudah hampir leleh. Apakah Sideways lucu? Mungkin. Tertawa? Ada, tapi tidak banyak. Mesem? Sering. Terkesan? Biasa, karena menonton toh tidak perlu sampai mengerti. Sama halnya dengan permainan Bohnanza, tidak perlu mengerti betul, yang penting senang. Saya tetap gembira dan bersyukur bisa santai sejenak, setelah tujuh bulan mengandung proposal yang semoga tidak hanya berkesan biasa.

posted by Leo at 10:08

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004