<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Sunday, June 11, 2006

Lebih Jauh ke Selatan--Bagian 2

Senin, 17 April 2006. Kami masih di Te Anau. Suasana pagi masih berkabut dan alarm kebakaran berbunyi dua kali..... Ini karena teman saya membiarkan roti terpanggang sampai gosong dan menutup rapat semua jendela sampai alarm kamar berbunyi saat tetangga kiri-kanan masih tertidur pulas. Mungkin karena masih baru tersadar dari bangun, jiwa dia belum semua terkumpul, jadi reaksi dia cuma bengong saja memandangi roti gosong dan alarm. Jadi pesan saya agar rotinya diangkat sementara saya membeli roti tambahan belum benar-benar dia cerna. Untung pemadam kebakaran tidak sampai datang, dan para tetangga cukup pengertian.

Setelah sarapan, kami sempatkan berfoto di Lake Te Anau yang begitu indah di pagi hari (klik di sini), lalu berangkat menuju Milford Sound. Pemandangan sepanjang perjalanan begitu indah. Pepohonannya campuran antara pepohonan tropis dan sub-tropis. Berulang kali kami berhenti untuk berfoto dan selalu ada mobil lain yang ikut berhenti dan mengambil foto. Selama perjalanan, teman saya yang menyetir sempat berkata "Dear passengers, this is your captain speaking. We're now either died or dreaming, because the scenery outside is like heaven."

Pemandangan selama boat cruise di Milford Sound seakan memuncaki semua pemandangan yang pernah kami lihat di NZ. Sampai-sampai teman saya yang sempat bersumpah mati kalau Turki lebih bagus dibandingkan NZ berkata "What kind of place is it? I've never seen a place like this, even in Turkey. It's like heaven... let's stay here, don't go back to Christchurch." Di atas kapal, meski ditimpa hujan, panas dan angin kencang, kami tetap bersemangat berfoto dan takjub dengan kreasi Sang Maha Pencipta. Perjalanan yang tidak akan terlupakan dan Fiordland memang menakjubkan. Foto-foto di Milford Sound dapat diklik di sini.

Seusai perjalanan ke Milford, kami seperti kehilangan semangat melihat hamparan lahan-lahan pertanian yang berbukit turun naik antara Te Anau dan Invercargill. Kami mengambil jalan ini karena menurut buku dan website perjalanan, rute ini termasuk scenic route di bagian selatan. Tapi ternyata agak mengecewakan atau mungkin karena kami sudah melihat yang lebih bagus. Sepanjang perjalanan, kami lebih banyak diam. Malam terasa cepat tiba, tapi sebelum hari berlalu, kami sempat berhenti dan berfoto di pantai saat matahari tenggelam.

Kami sampai di Invercargill hampir jam 8 malam dan memutuskan untuk menginap di YHA. Lalu kami makan malam di Turkish restaurant lagi, dengan kebab donner lagi, dapat diskon 80 persen lagi. Sebenarnya ada dua restoran Turki yang kami temukan malam itu, tapi hanya satu yang buka selepas jam 7 malam. Ternyata, restoran ini menyajikan kebab donner yang paling enak dibandingkan restoran Turki di kota-kota sebelumnya. Malam harinya, dua teman saya berkumpul dengan orang-orang Turki di Invercargill, menonton liga sepak bola Turki lewat satelit. Saya sendiri tetap di kamar dan langsung tidur.

Keesokan harinya, kami sempat berjalan-jalan di tengah kota dan menemukan satu restoran Turki lainnya. Untuk sopan santun, kami pun minum teh di sana. Sampai akhirnya jam 10 pagi, kami berangkat menuju Dunedin, mengunjungi teman kami yang dulu ambil kursus bahasa Inggris di Lincoln. Perjalanan lagi-lagi membosankan karena pemandangan pertanian lebih dominan. Sebenarnya kami bisa berbelok ke Catlin, melihat mercusuar kuno dan hutan lindung, tapi niat diurungkan karena kami lelah dan ingin segera pulang. Beruntung kami masih bisa melihat-lihat Cathedral Caves yang menjulang tinggi dan beberapa di antaranya saling berhubungan. Saya sempat melihat-lihat 6 gua. Mungkin jumlah gua-nya lebih banyak tapi saya urung melanjutkan eksplorasi karena air laut yang memasuki wilayah gua sudah cukup tinggi. Pantainya mengingatkan saya dengan pantai Baron dan Kukup di Gunung Kidul. Bedanya, di sini begitu khusuk dan tidak ada penjual ikan bakar...

Kami sampai di Dunedin lebih dari pukul 3 siang. Setelah menjemput teman di Univ of Otago dan menengok flat-nya, kami langsung makan di, lagi-lagi, restoran Turki. Meski menu yang dipesan itu-itu saja, paling tidak makanannya masih halal. Kali ini kami tidak menerima diskon. Jam 6 sore tepat, kami meninggalkan Dunedin menuju Christchurch. Perjalanan sudah tidak menarik lagi karena hari sudah gelap. Selama perjalanan, kami hanya sempat berhenti dua kali, di Oamaru untuk membeli bensin, dan di Timaru untuk membeli minuman coklat panas. Kami tiba di Christchurch pukul 11 malam tepat.

Perjalanan yang menyenangkan. Selain mendapati banyak pemandangan menakjubkan, kami juga safari kebab donner di kota-kota bagian selatan NZ. Di akhir perjalanan, kami sepakat bahwa pemandangan di sekitar Queenstown, Te Anau dan Fiordland (Milford dan Doubtful) merupakan pemandangan yang mewakili impian kami dulu (sebelum datang ke NZ) tentang alam NZ. Pemandangan di daerah ini membuat pemandangan di bagian lain South Island seperti tidak ada apa-apanya. Saya dengar Marlborough Sound juga indah, dan semoga rencana pergi ke sana bulan Agustus nanti bisa terlaksana. Sebenarnya ada satu keinginan dari perjalanan ke Queenstown yang belum terlaksana: bungee jumping. Tarif di Queenstown mahal sekali, bahkan hanya untuk melihat orang terjun bebas saja harus membayar NZD 20. Semoga di lain waktu bisa terlaksana, tentu jika harga mengijinkan :P Foto-foto lainnya bisa diklik di sini


Sampai laporan perjalanan berikutnya

posted by Leo at 07:10

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004