<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Monday, September 11, 2006

Bulan Agustus 2006 (Bagian 1)

Luar biasa. Itu saja kesan saya mengenai bulan Agustus 2006 yang baru berlalu. Luar biasa karena saya sibuk luar biasa. Sejak akhir Juli, intensitas kesibukan mulai terasa saat saya menyiapkan undangan untuk pernikahan sahabat saya. Dilanjutkan dengan perhelatan pernikahan, peringatan HUT RI ke-61 dan presentasi di seminar di Nelson.

Hajatan Pernikahan

Jum'at, 11 Agustus 2006: persiapan dan gladi resik. Persiapan dimulai dengan mengatur tata letak meja dan kursi untuk resepsi, dekorasi ruangan utama dan mengatur sound system dan video. Acara latihan dimulai setelah semua makan malam. Hampir pukul 10.00 malam, saya tiba di flat dan harus melanjutkan memasak Turkish dolma, dibantu tiga teman. Pukul 12.30, hampir 100 dolma sudah matang. Lentil soup dan cacik akan disiapkan besok pagi. Sebelum tidur, saya sempatkan untuk menyetrika kemeja putih dan menyemir sepatu.

Sabtu, 12 Agustus 2006: hari pernikahan. Pagi hari saya mulai memasak sup lentil. Pukul 7, teman bangun tidur dan membantu membuat cacik. Hampir pukul 8, semua makanan sudah siap. Pukul 9, saya dan 4 teman berangkat ke tempat acara; tapi saya harus mampir ke beberapa tempat dulu karena selama perjalanan kami menerima sms untuk mengambil/ membeli hal-hal kecil yang terlupakan di jam-jam terakhir menjelang acara. Setelah sampai di tempat acara dan menurunkan makanan, saya dan teman (kami berdua menjadi best man) harus pergi menjemput Imam di mesjid. Kami cemas karena waktu yang tersisa sangat sempit untuk pulang-pergi menjemput Imam. Apajadinya bila Imam dan best man terlambat. Alhamdulillah, kami tiba di tempat acara, lima menit sebelum akad nikah dimulai.

Acara pernikahan berlangsung di rumah teman, yang terletak di sisi bukit Cashmere yang menghadap ke hamparan pemandangan kota Christchurch. Upacara berlangsung seperti upacara pernikahan secara Islam pada umumnya di Indonesia, dan lebih sederhana karena kami tidak tahu baik adat pernikahan Lampung/Bali (orang tua mempelai wanita: ibu dari Bali, bapak dari Lampung), maupun adat pernikahan Turki.

Para tamu sudah memenuhi dua ruangan dan duduk rapi di lantai karpet. Di kartu undangan, saya memang sudah mencantumkan pesan "dress for sitting on the floor" sehingga ibu/remaja putri siap dengan celana panjang atau gaun panjang, agar tidak canggung duduk di karpet. Para tamu tampak antusias dengan kamera masing-masing, karena bagi sebagian besar dari mereka, ini merupakan kesempatan langka menyaksikan pernikahan secara Islam di New Zealand. Menurut mempelai pria, ini merupakan pernikahan internasional karena tamu-tamu yang datang memiliki latar belakang dari 21 negara: Indonesia, Turki, Selandia Baru, Jepang, India, Malaysia, Singapura, Thailand, Jerman, Iran, Chile, Cina, Swiss, Barbados, Kanada, Inggris, Australia, Nigeria, Fiji, Timor Timur, dan Palestina.

Pukul 11.15, MC kemudian membuka acara, menyampaikan kata sambutan dan ucapan terima kasih kepada para tamu yang sudah hadir. Lalu pengantin pria datang diiringi dua best man, satu dari Turki, satu dari Indonesia. Pengantin pria mengenakan jas broken white, kemeja putih kebiruan dengan dasi biru. Hiasan di kepalanya peci tapis Lampung, dan di dadanya terselip rangkaian kecil bunga mawar merah. Saya membawa kotak mahar yang berwarna keemasan dengan hiasan penutup bercorak bintang-bintang. Best man mengenakan jas hitam dan berdasi. Di pintu ruangan utama, mempelai pria disambut dua Bapak yang bertindak selaku saksi pernikahan. Mereka berasal dari komunitas Indonesia di sini. Kedua saksi kemudian mengalungkan kain tapis di pundak mempelai pria, dan menuntun mempelai pria untuk duduk di hadapan tamu.

MC lalu menjelaskan latar belakang kedua mempelai, termasuk pertemuan pertama mereka di bandara Christchurch yang langsung menumbuhkan rasa cinta di antara keduanya: cinta pada pandangan pertama. Kemudian mempelai wanita memasuki ruangan dibimbing Ibu tuan rumah. Pengantin wanita mengenakan busana muslim berwarna broken white, dengan sarung tapis Lampung. Selama acara, ruangan bebas dari suara obrolan, tapi ramai dengan kilatan blitz dan bunyi klik kamera para tamu.

Acara pernikahan juga disaksikan keluarga mempelai wanita melalui video-conference yang sudah disiapkan. Sayang sekali, tayangannya hanya bisa satu arah: penonton di Indo bisa melihat kami, sedangkan kami tidak bisa melihat mereka. Keluarga mempelai pria juga tidak bisa menyaksikan acara pernikahan ini karena perbedaan waktu yang tidak memungkinkan. Mempelai wanita sudah menyerahkan ijin dan surat kuasa tertulis dari orang tuanya kepada Imam sehingga pernikahan dapat dipimpin oleh Imam.

Akad nikah diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, surat Arrum, ayat 20-24, dan dilanjutkan dengan pembacaan terjemahannya, dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Selanjutnya, Imam memberikan ceramah singkat mengenai perkawinan berdasarkan hukum Islam, yang dilanjutkan dengan ijab kabul. Acara ijab kabul sempat diulang satu kali karena mempelai pria terlalu bersemangat atau nervous sehingga sempat terburu-buru mengikuti ucapan Imam. Kali kedua, semuanya lancar. Setelah itu, kedua mempelai menandatangani sertifikat pernikahan yang diterbitkan mesjid. Resmilah pernikahan mereka secara agama. Pengantin pria kemudian menyerahkan mahar berupa mukena dan kalung emas dengan medali yang berbentuk kerangka hati dari emas. Kilatan blitz dan bunyi klik kamera tetap ramai.

Acara dilanjutkan dengan pernikahan secara sipil, yang dipimpin oleh marriage celebrant (orang yang disumpah dan diberi kewenangan oleh undang-undang dan negara untuk memimpin dan mengesahkan pernikahan sipil). Yang bertindak sebagai marriage celebrant adalah seorang profesor dari Lincoln. Pada acara ini, kedua mempelai mengucapkan janji pernikahan (marriage vows) dan bertukar cincin. Acara diakhiri dengan penandatanganan akta nikah sipil.

Selanjutnya, pengantin pria memberikan sambutan singkat yang intinya merupakan ucapan terima kasih kepada tuan rumah, tamu dan teman-teman yang membantu menyiapkan acara pernikahan ini. Para tamu kemudian satu per satu menyalami pengantin dan langsung menuju meja hidangan untuk bersantap siang. Menu kali ini: dolma, lentil soup, cacik, sup udang asam, oseng buncis/tahu/jagung muda, ayam taliwang, mie goreng, nasi, kerupuk udang, asinan, chocolate mousse, cake, puding dan minuman ringan. Selama makan siang, tamu dan pengantin bergantian berfoto dan pengantin wanita sempat pula melakukan acara melempar karangan bunga.

Semua senang karena acara berlangsung lancar dan meriah. Tamu-tamu juga merasa terkesan dan puas. Makanan yang disediakan juga melimpah, melebihi kebiasaan acara pernikahan di NZ. Para tamu juga bisa membawa hadiah apa saja. Acara berakhir pukul 2 siang. Setelah itu kami bebenah kembali dan pulang.

(Bagian II: foto-foto pernikahan dan masuk koran!, Bagian III: HUT RI ke-61, Bagian IV: Seminar dan sea kayaking di Nelson)

posted by Leo at 05:10

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004