|
Monday, June 13, 2005 |
|
Please, Stop Him!
Saat liburan ternyata dimanfaatkan oleh seorang teman flat untuk pendekatan. Gejalanya sudah terlihat beberapa hari sebelum liburan. Selepas jam 7 malam, dia sudah duduk manis di sofa, memangku telepon dan hanya akan beranjak pergi setelah 3 jam mengobrol di telepon.
Tiga malam, obrolannya terdengar biasa. Saat itu saya pikir dia hanya mengobrol biasa karena saya tidak mengerti bahasa Mandarin. Tapi malam-malam berikutnya, saya mendengar dia menyanyi di telepon. Suara obrolannya juga menjadi mendayu-dayu. Teman flat lain bilang, si dia ini sedang jatuh cinta.
Selama seminggu dia menyanyi terus di telepon, berbagai macam lagu, terkadang lagu Mandarin, terkadang lagu Western. Obrolan dan nyanyiannya menghabiskan waktu 2-3 jam. Untung telepon lokal gratis, atau karena gratis dia jadi betah pendekatan lewat telepon. Suaranya lumayan tapi please, stop him! Di kamar, saya cuma bisa tutup telinga. Kalau saya mengerti bahasa Mandarin, mungkin saya makin bertambah pusing mendengar obrolan dan nyanyiannya. Teman flat lainnya cuma tersenyum-senyum saja.
Begitu ternyata bila orang jatuh cinta. Macam-macam usahanya. Secara jujur dan rendah hati, saya tidak iri dengan teman saya itu. Saya cuma merasa geli dengan usaha-usaha semacam itu. So sweet...
Saya teringat kakak Ipar saya dulu waktu naksir kakak saya, tapi tidak berani bilang. Kakak saya termasuk populer di kampus, jadi tidak heran bila hampir tiap sore ada temannya yang laki-laki datang berkunjung, hanya sekedar mengobrol. Hampir tiap sore juga, saya dan ibu tersenyum geli melihat (calon) kakak ipar hilir-mudik di depan rumah sambil sesekali bergaya 'menengok tidak sengaja' ke arah pintu dan jendela rumah saya, mengecek siapa yang mengobrol dengan kakak. Sampai akhirnya (calon) kakak ipar memberanikan diri mengajak kakak saya nonton film. Dia datang naik motor vespa pinjaman, meski rumahnya cuma berselang tiga rumah dari rumah saya. Maklum, teman-teman kakak yang berkunjung semuanya datang memakai sepeda motor. Tapi cuma itu saja 'kemanisan' yang ditunjukkan kakak ipar saya. Selebihnya biasa saja. Tidak ada acara valentine, beri bunga, beri coklat, atau anniversary sekalipun. Tapi mereka bertambah akrab, sampai sekarang, dengan kelima anak mereka. Sekali dapat, langsung merekat. Saya juga penganut faham yang terakhir ini, meski sedikit lebih maniak dan psycho (?#!@!?*#!).
Ah, please stop him! Teman saya yang sedang jatuh cinta itu sekarang sering ber-aubade kalau menelepon pacarnya di pagi hari (ya, sudah jadi pacar beberapa hari lalu). Saya mencoba beberapa kali interupsi, terutama bila nyanyiannya bertambah kencang dan mendayu-dayu. Tapi tidak mempan, beberapa menit lagi pasti mulai lagi terdengar lagu Mandarin mendayu-dayu. Ingin rasanya menyaingi dia dengan lagu riang seperti "Inikah Cinta" tapi saya tidak hafal. So listen to the radio begitulah kira-kira nasihat the Corrs, dan saya nyalakan radio. Dan apa yang terdengar? Oh no... lagu rayuan dari Sheriff: "When I'm with You"
I never needed love, like I need you And I never live for nobody, but I live for you Ooooh babe, lost in love is what I feel, when I'm with you
Maybe it's the way you touch me, I feel warmth of the sun Maybe it's the way you smile, I come all undone Ooooh babe, lost in love is what I feel, when I'm with you
Baby, I get chills when I'm with you, Baby, my world stands still when I'm with you When I'm with you
I never cared for nobody, like I cared for you And I never wanted to share the things, I wanna share with you Oh babe, lost in love is what I feel, when I'm with you
Baby, I get chills when I'm with you Oh baby, my world stands still When I'm with you
posted by Leo at 03:36
|
|
|
|
|
|
Home