<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Saturday, June 18, 2005

Suara Bayi

Pernah terpikir mengapa kita sebagai manusia dewasa begitu tanggap dengan suara bayi, suara anak kucing, suara anak ayam, atau suara bayi dari makhluk jenis lainnya? Apakah mungkin bayi itu memang sengaja diciptakan dengan suara yang mengundang rasa iba dan sayang? Suara mereka seolah menjadi nilai tambah untuk pandangan mata bayi dan anak-anak yang polos, serta badannya yang bulat-bulat cempulek menggemaskan. Selain tangisan, suara bayi yang tertawa terkekeh-kekeh juga membuat saya tambah jatuh cinta.

Tapi terkadang saya bisa merasa terganggu bila mendengar suara mereka menangis. Saya merasa iba dan ingin tahu sebab mengapa mereka menangis. Orang lain mungkin berbeda. Teman saya yang calon ibu kalau mendengar bayi menangis langsung tutup telinga dan dengan paniknya berbisik "please stop, please stop" seolah sebentar lagi kiamat. Wah, bagaimana nanti jika dia punya bayi sendiri? Dia juga pasti tidak tahan mendengarkan tangisan kelima keponakan saya yang waktu mereka kecil, kalau menangis, suaranya bisa membangunkan para tetangga. Untuk anak-anak seperti mereka, saya tidak terpikir betapa kuatnya gendang telinga kakak dan kakak ipar saya mendengarkan anak-anaknya menangis tengah malam.

Bayi-bayi itu terlahir dengan kelengkapan survival yang terbatas dan mungkin suara mereka menjadi salah satu cara menarik perhatian untuk minta bantuan. Tanpa suara yang nyaring, mungkin bayi-bayi itu tidak akan tertolong, tidak akan mendapat perhatian. Begitu juga dengan bayi-bayi makhluk lainnya. Kalau mendengar suara anak ayam menciat, hati saya langsung bergetar. Suara anak kucing juga terdengar begitu memelas yang membuat saya tidak tega untuk tidak menengok ke arah sumber suara. Suara anak harimau atau singa yang buas, meski terdengar serak seperti orang yang terkena radang tenggorokan dan tidak senyaring anak kucing, tetap saja bisa membuat saya berjam-jam memelototi siaran tv tentang bayi-bayi singa dan harimau.

Saat ini, tangisan anak-anak yang menderita busung lapar sudah didengar banyak orang. Mungkin dahulu tangisan mereka juga sama kuatnya, sama menyentuhnya, tapi saat itu kita mungkin masih sibuk dengan urusan kita sendiri. Suara mereka yang nyaringpun masih kalah dibandingkan suara orang teriak copet, suara orang yang pidato memberantas KKN atau suara orang yang mempertengkarkan rebutan parkir, selisih uang 1000 rupiah, atau sekedar senggolan di pasar. Mungkin diperlukan suasana hati yang tepat untuk mendengarkan dengan hati suara anak-anak yang menderita itu. Semoga mereka tertolong dan dapat tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan suka mendengar.

Tuhan Maha Kuasa, telah memberi manusia dan makhluk lainnya dengan kelengkapan survival yang cukup sesuai taraf perkembangannya. Saya juga bersyukur bahwa Yang Maha Bijaksana telah memberikan porsi suara berlainan frekuensi yang tidak semuanya bisa kita dengar. Jika kita bisa mendengarkan semuanya, bisa-bisa kita cemas setiap saat mendengarkan tangisan anak-anak ikan, anak-anak katak, atau anak dari makhluk bergerak lain yang tidak bisa kita lihat alias ... hantu... hiiii... hihihihihihi...

posted by Leo at 23:42

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004