<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8473658\x26blogName\x3djust+write!\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nozeano.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nozeano.blogspot.com/\x26vt\x3d2378614178765346968', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 just write!
a journey through middle earth
Thursday, July 14, 2005

Lamongan Penuh Kejutan

Setelah hilir mudik Jakarta - Bandung - Jakarta - Surabaya - Lamongan - Surabaya - Jakarta, akhirnya saya kembali ke Surabaya. Perjalanan kali ini cukup melelahkan, tapi saya cukup terhibur dengan pinjaman buku "Malaikat dan Iblis" (Angels and Demonds). Juga terhibur karena Ibu teman sebangku yang akrab dan begitu teliti, sampai-sampai tahu kalau saya punya cadangan tas "kresek" yang masih terlipat rapi di dalam tas ransel saya. Tiba di Surabaya malam hari dan saya agak tidak mengerti dengan salam sambutan dari penjaga guest house. Ucapannya hanya saya "iyakan", lalu setelah menaruh barang di kamar, saya segera makan malam dengan menu nasi pecel madiun. Malam itu saya melanjutkan membaca novel pinjaman, sudah lewat 50 persen selesai.

Keesokan harinya, saya bangun dengan nama baru. "Selamat pagi Pak Alex. Jadi datang tho. Kemarin sore ditunggu tidak muncul, takutnya tidak jadi," sapa ramah dari tenaga administrasi guest house. Saya biarkan saja dia memanggil begitu karena toh "Alex" terdengar bagus dan justru menambah perbendaraan nick name saya menjadi 21 buah (Mbombot, Ade, Teguh, Iguh, Leo, Dodo, Lala, Leonardus, Los Angeles, Adi, Aldo, Sam, Leon, Santoso, Ote, Doel, Al, Dew, Nozeano, dan Li Yow). Saya memberi kebebasan orang memanggil saya asalkan masih enak didengar atau bila itu merupakan nama panggilan sayang;).

Dari Surabaya saya melanjutkan perjalanan ke kota yang dicintai Nizar: Lamongan. Saat kunjungan 2 jam seminggu yang lalu, tidak ada kesan istimewa tentang Lamongan, tapi kali ini berbeda. Kejutan-kejutan pun mulai muncul. Kejutan pertama adalah tibanya saya di depan pintu Pak Lurah selepas maghrib. Seisi rumah terkejut karena mengira saya masih seminggu lagi akan datang. Tuan rumah tidak siap, tapi tidak kuasa menolak dan segera merapikan kamar.

Kejutan kedua, baru beberapa menit datang, saya sudah diajak keliling oleh Pak Lurah melihat Lamongan City di waktu malam. Kota Lamongan ternyata lumayan rapi dan bersih. Lampu-lampu hiasnya sama dengan yang ada di sepanjang jalan Sudirman Jakarta. Orang-orangnya juga ramah, seramah Nizar. Pak Lurah pun mentraktir soto lamongan. Ternyata, soto lamongan itu isinya penuh, mulai dari berbagai jeroan, kuning telur sampai otak. Full cholesterol. Semula ragu untuk memakannya, tapi tak apalah, sekali-kali melupakan sayur dan buah. Sotonya gurih dan lezat.

Kejutan ketiga adalah nyamuk Lamongan yang ganas. Malam itu juga saya menjadi menu baru untuk nyamuk-nyamuk yang ganas. Mereka meninggalkan tanda tangan di lengan dan kaki sebagai ucapan terima kasih. Herannya, orang Lamongan sendiri tidak mendapat ucapan terima kasih seperti saya. Alhamdulillah Pak Lurah berbaik hati meminjamkan kipas angin dan sarung sehingga darah saya masih bisa 'dicicil' oleh nyamuk-nyamuk itu. Saya juga mendapat respon tertawaan geli dari pemilik toko saat saya membeli selusin sari puspa.

Kejutan keempat, bersama dengan asisten, saya mencari fotocopy service di Lamongan. Dari 5 tempat yang kami temukan di sekitar perkantoran, semuanya mengalami kerusakan mesin. Kami berpikir, mungkin kami salah mencari karena kami masih sangat baru. Lalu setelah bertanya ke seorang Mbak manis dan baik hati yang baru membeli sarapan, kami pun menemukan fotocopy service yang lumayan profesional di depan bioskop "Garuda" yang sudah ditutup for good. Seusai fotokopi, kami mencoba jalan lain untuk pulang. Sepanjang jalan itu, kami melihat tempat-tempat fotokopi banyak sekali. Kenapa tadi tidak lewat sini?

Kejutan kelima, tidak ada ojek dari desa ke luar. Saya menunggu di depan kios bakso dan selang waktu 15 menit angkutan pedesaan tidak muncul juga. Karena kasihan melihat saya menunggu lama, sang pemilik kios mengantar saya dengan sepeda motornya ke pertigaan tempat ojek di tepi jalan raya. Kiosnya ditinggal begitu saja. Kebaikan hati yang jarang ditemukan.

Kejutan keenam terkait dengan kata-kata yang tidak biasa saya dengar. Saat makan malam, saya melihat begitu banyak lauk disiapkan Ibu Lurah plus satu tumis kangkung yang merupakan pesanan saya bahwa tiap hari ingin makan sayuran. Sepanjang makan malam, Ibu Lurah terus mengomentari: kenapa makannya sedikit, tidak enak ya, kurang suka? Lalu... "Ayo Dek, dipakai ulamnya..." Kalau ulam saya tahu artinya = lauk, tapi kenapa saya harus memakai lauk? Otak sejenak memperingatkan "see the context". Ooo, dipakai = dimakan. Kejadian berulang dengan kata yang lain. Saat menyodorkan buah-buahan sepiring, si Ibu tiba-tiba teringat bahwa dia lupa menyediakan pisau. Setelah ambil pisau di dapur, Beliau mengatakan: "Mari Dek, dimakan pisaunya..." Nah lho. Saya baru mengerti sekarang, si Ibu ternyata menggunakan kata secara terbalik: dipakai untuk dimakan, dan dimakan untuk dipakai.

Kejutan ketujuh masih terkait dengan satu kata yang hampir membuat saya meledak tertawa saat wawancara. Pak Haji yang diwawancara dengan semangat bercerita tentang pengalamannya. Saat saya tanya tentang motivasinya, dia menjawab berapi-api "Ya, begitu pak. Kesulitan tidak pernah membuat saya berhenti. Pokoknya kalau ada kesulitan apapun, ya...diperkosa saja. Tetap berjalan, begitu." Sejenak saya melongo... Pak Haji kok... waduh...dingdingding! Sekejap otak kembali ke fungsi semula dan saya pun berusaha keras menahan tawa yang hampir-hampir saja meledak. Untung hanya air mata saja yang meleleh dan saya masih bisa berdalih mengantuk...

Kejutan kedelapan terkait dengan masalah hujan dan dugem. Sejak saya datang, malam hari selalu turun hujan. Lumayan untuk menyejukkan suasana. Tapi malam itu saya cemas karena saya mengundang banyak orang untuk pertemuan dan takut tidak ada yang datang. Untung saja, orang-orang yang diundang shalat magrib di masjid yang tidak jauh dari tempat pertemuan. Saya pun lega setelah melihat satu per satu dari mereka datang. Saya diberi tahu bahwa tidak perlu cemas, karena Bapak-bapak di desa itu senang dugem. Kalau malam hari, mereka biasanya berkumpul di warung-warung, mengobrol apa saja, melepas lelah sambil minum kopi, susu panas, teh dan merokok. Dengan kebiasaan seperti ini, pertemuan paling efektif dilaksanakan pada malam hari, dan meskipun hujan, undangan pasti akan dipenuhi.

Kejutan kesembilan terjadi saat pertemuan. Pak Lurah menyampaikan ucapan selamat datang yang standar: sopan, ramah dan ada penerimaan terbuka. Tapi di akhir sambutannya ada sedikit komentar: "Mas Leo ini lain. Mungkin karena sudah lama tinggal di Selandia Baru, disuguhi makan macam-macam lauk, cuma tempe dan sayurnya yang habis. Yang lain jarang disentuh." Komentar itu disambuit pandangan heran, anggukan dan tawa hadirin. Laki-laki kenapa suka makan sayur? Tapi ucapan Pak Lurah ada hikmahnya. Sekarang, kemanapun berkunjung, saya selalu mendapat suguhan sayur bila si tuan rumah menjamu makan siang. Tentu saja ada juga ikan goreng, nasi hangat dan sambal. Asyik kan.

posted by Leo at 10:52

Profile
Leo*
Jakarta
All mixed-up: hardworking-daydreaming, tolerant-ignorant, hectic-dynamic, sophisticated-complicated, simple-subtle
Ding of the Weeknew!
Just Write!

Free shoutbox @ ShoutMix
Archives
Previous Posts
Fellow Bloggers
Blog Essentials
Links
Credits
Powered by Blogger.cOm  Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.cOm  Shoutbox by ShoutMix.cOm
Skin Design by Wisa © 2004